Pada hari Rabu, 9 Oktober 2024, berlangsung kegiatan sosialisasi sistem konektivitas yang bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan pemahaman di antara para pemangku kepentingan mengenai pengembangan teknologi di kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Acara ini dilaksanakan di SMKN 1 Labuhan Maringgai dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk tim dari Program Studi Sistem Informasi (PSTI) Universitas Bandar Lampung (UBL) yang memimpin sosialisasi ini. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari sosialisasi serupa yang telah dilakukan sebelumnya di SMKS Nusantara.

Gambaran Kawasan dan Lokasi Penyangga TNWK

Secara administratif, kawasan TNWK berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Tengah. Di Lampung Timur, kawasan ini mencakup beberapa kecamatan seperti Labuhan Maringgai, Braja Selebah, Way Jepara, Labuhan Ratu, dan Purbolinggo. Sementara di Lampung Tengah, TNWK berada di bawah kecamatan Rumbia dan Seputih Surabaya. Selain itu, terdapat 37 desa penyangga yang berbatasan langsung dengan TNWK dan memiliki hubungan yang erat dengan kawasan konservasi ini, baik dari sisi lingkungan maupun ekonomi. Kawasan desa-desa penyangga ini menjadi fokus utama untuk sosialisasi, mengingat pentingnya dukungan masyarakat setempat dalam keberhasilan program konservasi dan mitigasi konflik satwa di sekitar TNWK.

Detail Kegiatan Sosialisasi Konektivitas

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan sistem konektivitas dan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) yang akan dikembangkan dan diterapkan di sekitar kawasan TNWK. Dengan adanya teknologi ini, diharapkan pemantauan terhadap kawasan konservasi menjadi lebih efektif, terutama untuk memitigasi konflik antara satwa liar dan penduduk sekitar, seperti konflik gajah yang sering terjadi di desa-desa penyangga.

1. Penjelasan Program Konektivitas dari Tim PSTI UBL
   Dalam sosialisasi ini, tim dari PSTI UBL menjelaskan secara rinci mengenai teknologi konektivitas yang akan diterapkan. Mereka memaparkan berbagai alat dan sistem yang sedang dan akan dipasang, seperti sensor dan perangkat IoT, yang dapat memantau pergerakan satwa, kondisi lingkungan, serta mengirimkan data real-time ke pusat data di TNWK. Pemanfaatan teknologi ini akan mendukung upaya konservasi sekaligus memberikan peringatan dini kepada penduduk desa jika ada pergerakan satwa yang mendekati pemukiman.

2. Diskusi Terkait Implementasi di Desa Penyangga TNWK
   Mengingat jumlah desa penyangga yang cukup banyak dan berbatasan langsung dengan kawasan TNWK, sosialisasi ini juga mencakup diskusi mengenai pengelolaan dan implementasi teknologi di lapangan. Peserta yang hadir, termasuk perwakilan desa dan masyarakat lokal, diajak untuk aktif memberikan masukan mengenai kebutuhan dan kendala yang dihadapi dalam pelestarian kawasan. Hal ini penting agar teknologi yang akan diterapkan dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di setiap desa penyangga.

3. Langkah-Langkah untuk Penerapan Sistem Konektivitas
   Tim PSTI UBL juga membahas rencana pelaksanaan lebih lanjut dari program konektivitas ini, termasuk tahap instalasi perangkat dan pembekalan teknis kepada masyarakat. Dengan pelatihan yang memadai, diharapkan masyarakat sekitar TNWK dapat memahami penggunaan sistem ini, serta cara melaporkan data ke pihak TNWK jika terjadi situasi yang memerlukan perhatian khusus. Langkah ini menjadi bagian dari upaya kolaboratif antara masyarakat dan pihak TNWK dalam menjaga keberlanjutan ekosistem.